Monday, October 28, 2019

Gingivitis

Image result for gingivitis"

Apa itu gingivitis?

Gingivitis (radang gusi) adalah penyakit akibat infeksi bakteri yang menyebabkan gusi meradang hingga merah dan membengkak.
Penyebab utama kondisi ini adalah kebersihan mulut yang buruk. Orang yang jarang sikat gigi, sering makan makanan yang manis dan asam, tidak pernah rutin cek giginya ke dokter adalah yang paling berisiko mengalami gingivitis.
Banyak orang yang sering tidak tahu mereka punya penyakit ini karena gejalanya tidak begitu jelas. Namun, radang gusi tidak boleh dibiarkan berlarut tanpa pengobatan.
Masalah gusi ini dapat menyebabkan periodontitis, yaitu infeksi gusi serius yang sampai merusak jaringan tulang penyokong gigi. Periodontitis dapat menyebabkan gigi tanggal dan berbagai masalah serius lainnya.

Seberapa umum gingivitis?

Gingivitis adalah penyakit yang umum. Kondisi ini dapat dialami siapa saja tanpa memandang jenis kelamin. Namun, orang yang tidak menjaga kesehatan gigi dan mulutnya paling berisiko tinggi.
Anda dapat terhindar dari risiko penyakit ini dengan mencegah faktor risiko yang ada. Silakan konsultasi ke dokter gigi untuk informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala gingivitis?

Gingivitis umumnya tidak langsung menyebabkan rasa sakit. Akibatnya, banyak orang yang tidak sadar bahwa dirinya mengalami kondisi ini.
Meski begitu, ada beberapa tanda dan gejala dari penyakit radang gusi yang bisa Anda waspadai sejak dini. Di antaranya:
  • Gusi berwarna kemerahan, bengkak, dan terasa lunak ketika disentuh dengan lidah atau tangan.
  • Gusi turun atau menyusut.
  • Gusi kendur, bergeser, atau bahkan lepas.
  • Gusi mudah berdarah saat Anda menyikat gigi atau menggunakan benang gigi Kadang terlihat warna kemerahan pada bulu sikat atau benang gigi.
  • Perubahan warna gusi dari merah muda segar menjadi merah kehitaman.
  • Bau mulut yang tidak hilang-hilang, atau rasa tidak enak di mulut.
  • Nyeri intens dan tajam ketika membuka mulut untuk mengunyah, menggigit, atau bahkan berbicara.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas.
Bila Anda memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu, jangan ragu untuk berkonsultasi langsung dengan dokter gigi.
Hanya dokter gigi yang dapat mengenali dan menentukan seberapa parah penyakit gusi yang Anda alami.

Kapan harus ke dokter?

Apabila Anda menyadari mengalami satu atau beberapa gejala gingivitis di atas, segera periksa ke dokter gigi. Ingat, gejala radang gusi sering kali tidak disadari.
Jadi, semakin cepat Anda berobat ke dokter, maka semakin besar pula peluang sembuhnya.
Tak hanya itu. Semakin cepat Anda berobat ke dokter gigi, Anda juga dapat menghindari risiko kerusakan gusi serius seperti periodontitis.
Biasanya dokter gigi merekomendasikan pemeriksaan rutin menyebabkan masalah yang lebih serius.

Penyebab

Apa penyebab gingivitis?

Penyebab utama dari gingivitis adalah penumpukkan plak. Plak sendiri merupakan lapisan lengket bakteri yang terbentuk dari endapan sisa-sisa makanan di permukaan gigi.
Plak yang dibiarkan terus-terusan menumpuk dalam jangka waktu lama akan mengeras membentuk karang gigi di bawah garis gusi. Nah, karang gigi inilah yang memicu peradangan pada gusi.
Seiring waktu, gusi Anda akan bengkak dan mudah berdarah. Karies gigi pun bisa saja terjadi. Jika tidak segera diobati, radang gusi dapat berkembang menjadi periodontitis yang menyebabkan gigi tanggal atau copot.

Faktor risiko

Apa saja yang meningkatkan risiko terkena gingivitis?

Ada banyak faktor risiko yang bisa membuat Anda mengalami radang gusi, di antaranya:

Riwayat genetik

American Academy of Periodontology mengatakan sebanyak 30 persen kasus penyakit gusi disebabkan oleh genetik.
Jadi, apabila kakek, nenek, kedua orangtua, dan saudara kandung Anda ada yang mengalami radang gusi, Anda berisiko tinggi untuk mengalaminya juga.
Orang dengan riwayat turunan radang gusi enam kali lebih berisiko mengalami berbagai bentuk dari penyakit gusi.

Usia

Semakin bertambah usia Anda, maka risiko mengalami radang gusi juga semakin besar.

Kebersihan gigi dan mulut yang buruk

Apabila Anda jarang sikat gigi, flossing gigi, dan periksa ke dokter gigi, Anda berisiko tinggi mengalami radang gusi.

Mulut kering

Mulut kering dapat memengaruhi kesehatan gusi, membuat gusi lebih rentan mengalami peradangan dan pembengkakan.

Tambalan gigi yang lepas atau rusak

Tambalan gigi yang rusak dapat meningkatkan risiko infeksi penyebab gingivitis serta melukai gigi lainnya.

Kekurangan asupan vitamin

Orang yang kekurangan vitamin C lebih mudah mengalami masalah gigi dan mulut, termasuk radang gusi.

Merokok

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa perokok dua kali lebih berisiko mengalami penyakit gusi ketimbang orang yang tidak merokok.

Perubahan hormon

Perubahan hormon yang dialami wanita selama kehamilan, menstruasi bulanan, dan menopause dapat meningkatkan sirkulasi darah ke gusi. Ini membuat gusi lebih mudah mengalami peradangan, bengkak, dan perdarahan.

Obat-obatan tertentu

Mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti pil KB, steroid, antikonvulsan (obat kejang), kemoterapi, obat pengencer darah, serta calcium channel blocker dapat meningkatkan risiko terkena radang gusi.

Kondisi medis tertentu

Orang yang punya riwayat kondisi medis tertentu, seperti diabetes, kanker, dan HIV/AIDS berisiko tinggi terkena radang gusi karena sistem kekebalan tubuhnya cenderung lemah. Akan sulit bagi tubuh mereka untuk melawan bakteri penyebab infeksi.

Obat & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana mendiagnosis gingivitis?

Gingivitis dapat diagnosis dengan pemeriksaan oleh dokter gigi. Selama pemeriksaan, dokter gigi akan memeriksa gusi untuk melihat ada tidaknya peradangan sembari menanyakan riwayat kesehatan Anda secara menyeluruh.
Dokter juga akan mengukur kedalaman kantong gusi Anda. Kedalaman kantong gusi idealnya berkisar dari 1-3 milimeter. Bila diperlukan, dokter gigi juga dapat melakukan pemeriksaan rontgen untuk melihat ada tidaknya tulang gigi yang retak atau patah.

Apa saja pengobatan untuk gingivitis?

Beberapa pengobatan paling umum untuk mengatasi radang gusi di antaranya:

Menjaga kebersihan mulut

Dalam kasus ringan, penyakit gingivitis biasanya dapat diobati dengan lebih rajin menyikat gigi.
Gosoklah gigi Anda setidaknya dua kali sehari (pagi dan malam) dengan teknik yang tepat. 
Sikat gigi secara perlahan dengan gerakan melingkar dari atas ke bawah. Lakukan dengan cara yang sama untuk setiap bagian selama 20 detik.
Semua permukaan gigi harus disikat, tak ada yang boleh terlewat agar tidak ada sisa makanan yang menyangkut. Terakhir, bilas mulut Anda dengan berkumur-kumur pakai air bersih.
Memilih alatnya pun juga harus tepat. Gunakan sikat yang berbulu lembut dengan kepala berujung kecil agar dapat menjangkau bagian mulut terdalam. Pastikan juga ganggang sikat yang Anda gunakan nyaman ketika dipegang.
Sementara untuk pasta gigi pilih yang mengandung fluoride. Fluoride efektif untuk memperkuat dan melindungi gigi Anda dari kerusakan.
Supaya benar-benar bersih, jangan lupa untuk melakukan flossingFlossing adalah teknik membersihkan gigi menggunakan benang untuk menghilangkan sisa makanan yang tersangkut di sela gigi. Flossing minimal dua kali sehari setelah sikat gigi
Jika anda konsisten melakukan semua ini, gusi akan terlihat kembali sehat dalam beberapa hari atau minggu. Pertahankan kebiasaan sikat gigi dan flossiing sepanjang hidup Anda agar terhindar dari masalah mulut.

Obat-obatan tertentu

  • Obat pereda nyeri. Apabila rasa sakitnya amat intens sampai membuat Anda kesulitan mengunyah dan menggigit makanan, dokter dapat meresepkan obat pereda nyeri seperti ibuprofen dan paracetamol. Kedua obat tersebut efektif untuk meredakan sensasi nyut-nyutan di sekitar gusi.
  • Obat kumur. Obat kumur antiseptik yang mengandung klorheksidin dapat digunakan untuk membantu melawan bakteri penyebab infeksi di dalam mulut. Gunakan obat kumur sesuai yang dianjurkan dokter. Pemakaian yang tidak tepat justru dapat memperburuk kondisi gusi Anda.
  • Obat antibiotik. Dokter juga mungkin akan meresepkan obat antibiotik untuk mencegah infeksi semakin parah. Antibiotik bekerja dengan cara menekan pertumbuhan bakteri penyebab infeksi. Minum antibiotik harus hati-hati. Salah-salah, kondisi Anda justru bertambah parah atau lama sembuhnya.

Prosedur pembersihan gigi

Dokter gigi juga mungkin merekomendasikan prosedur non-operasi untuk membersihkan gigi Anda agar tidak semakin mengiritasi gusi.
Berikut beberapa perawatan untuk membersihkan gigi yang dapat dilakukan dokter gigi:
  • Scaling gigi. Prosedur ini dilakukan menggunakan alat khusus bernama ultrasonic scaler untuk membersihkan plak dan karang gigi di bagian garis gusi. Scaling idealnya dilakukan setiap 6 bulan sekali. Namun, dalam kasus tertentu, seseorang membutuhkan pembersihan karang gigi yang lebih sering.
  • Root planing. Sama seperti scaling, prosedur ini juga dilakukan untuk membersihkan karang gigi. Bedanya, prosedur ini dilakukan pada pasien yang sudah terlanjur  memiliki kantong terkena penyakit gusi (periodontitis). Prosedur ini membantu menghaluskan akar gigi supaya gusi Anda dapat menempel erat kembali ke gigi.
  • Laser. Bila Anda ingin membersihkan plak dan karang gigi yang minim rasa sakit dan perdarahan, laser jadi solusi yang terbaik. Silakan konsultasi ke dokter gigi untuk informasi yang lebih lanjut.

Operasi

Dalam kasus serius, operasi flap dapat dilakukan untuk mengangkat plak dan karang gigi dari kantong gusi.
Dokter mungkin juga akan melakukan prosedur cangkok tulang dan jaringan jika kerusakan gigi yang Anda alami terlampau parah.

Pencegahan

Bagaimana cara mencegah gingivitis?

Cara terbaik untuk mencegah gingivitis adalah dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut. Saran ini tidak hanya berlaku untuk orang dewasa, tapi juga untuk anak-anak. Semakin dini terbiasa menjaga kebersihan gigi dan mulut akan semakin baik.
Berikut beberapa langkah mudah membiasakan diri menjaga kebersihan gigi dan mulut setiap hari.

Rajin sikat gigi

Penyebab utama gingivitis dan berbagai masalah gusi lainnya adalah plak yang terbentuk dari sisa makanan. Oleh sebab itu, Anda harus rutin menyikat gigi setiap hari. Para ahli menganjurkan setiap orang untuk menyikat gigi dua kali sehari, setiap pagi dan malam hari.
Jangan lupa, Anda juga harus melakukan flossing gigi. Flossing efektif untuk menghilangkan plak dan sisa makanan yang terselip di sela-sela antar gigi dan di bawah garis gusi.

Berhenti merokok

Rokok merupakan faktor risiko terbesar untuk gingivitis dan penyakit gusi. Bahkan para ahli mencatat bahwa orang yang merokok tujuh kali berisiko terkena penyakit gusi daripada yang bukan perokok.
Maka dari itu,mulai dari sekarang Anda harus berusaha untuk berhenti merokok. Selain mencegah radang gusi, berhenti merokok juga dapat meningkatkan kesehatan tubuh Anda secara menyeluruh.

Makan makanan yang bernutrisi

Nutrisi yang tepat dapat membantu sistem kekebalan tubuh Anda lebih efektif melawan bakteri penyebab gingivitis. Hindari mengonsumsi makanan dan minuman yang terlalu banyak gula.
Sebaiknya, perbanyaklah makan buah dan sayur serta makanan lainnya yang mengandung vitamin C dan E. Hal ini karena kedua jenis vitamin ini dapat membantu tubuh Anda dalam memperbaiki jaringan yang rusak.

Hindari stres

Faktanya, stres juga dapat memengaruhi kesehatan gigi dan mulut Anda. Bila Anda stres, maka sistem kekebalan tubuh Anda akan lebih sulit untuk melawan bakteri penyebab infeksi. Anda pun akan lebih rentan mengalami gingivitis dan penyakit gusi lainnya. 

Rutin periksa ke dokter gigi

Hal lain yang tak kalah penting untuk mencegah gingivitis adalah rutin periksa ke dokter gigi. Pemeriksaan secara berkala dapat memudahkan dokter memantau kesehatan gigi dan mulut Anda secara menyeluruh.
Apabila dokter sewaktu-waktu menemukan adanya masalah pada gusi maupun gigi Anda, ia akan lebih cepat untuk memberikan pengobatan yang sesuai.
Kunjungi dokter gigi secara rutin setiap 6-12 bulan sekali. Namun, jika ada faktor risiko tertentu yang membuat Anda lebih rentan terkena gingivitis, Anda mungkin harus lebih sering konsultasi.

0 comments:

Post a Comment